FENOMENA OSB (Orang Stress Baru)

   Akhir-akhir ini kita lihat muncul fenomena OSB (Orang Stress Baru). Mereka muncul dari kalangan caleg yg gagal dalam pileg (pemilihan legislatif). Umumnya mereka yg stress adalah orang yg haus dan tamak akan kedudukan. Mereka menganggap jabatan adalah nikmat yg luar biasa. Padahal, sejatinya jabatan adalah amanah yg sangat berat tanggung jawabnya di hadapan Allah bahkan bisa jadi fitnah di dunia. Mereka (para politisi haus kekuasaan) dilupakan oleh dunia dan materi sehingga ketika gagal jadi lupa daratan. Mereka tidak punya pegangan yg kuat. Pegangan para caleg itu adalah uang dan ada yg berpegang pada jimat sehingga kalau gagal jadi stress. Itu sudah menjadi ketetapan Allah bahwa orang yg tidak bersandar pada Allah maka Allah akan mengutus syetan untuk menyesatkan manusia. Hikmah dari caleg stress ini adalah ada kemungkinan jika caleg stress tadi lolos maka akan melakukan korupsi besar-besaran dan merugikan negara. Oleh karena itu, Allah berkehendak supaya mereka jadi stress. 

   Orang yg stress itu sebenarnya disebabkan oleh dirinya sendiri dan mereka bisa sembuh juga dorongan dari diri mereka sendiri. Dokter hanya sebagai perantara. Manusia telah dibekali Allah kemampuan menyembuhkan diri sendiri (self-healing) asalkan manusia bersandar pada Allah. Nah, untuk mencegah munculnya OSB ini, alangkah baiknya kita semua menyandarkan diri kita hanya pada Allah, jangan pada yg lain.

Dampak PEMILU

   Akhirnya sekarang terkuak. Para caleg yg nampang dan narsis di jalan-jalan motivasi utamanya bukan berjuang demi rakyat tapi mencari kekuasaan dan kekayaan pribadi. Di Ambon, ada seorang caleg dari sebuah partai berlambang beringin nekad meminta kembali karpet sumbangan yg diberikannya kepada ibu-ibu pengajian yg berjumlah dua buah. Caleg tsb menyumbangkan karpet pada ibu-ibu pengajian dengan harapan memperoleh suara dari mereka. Namun ketika hari H dan pas penghitungan suara ternyata caleg tersebut kalah hanya satu suara dengan caleg lainnya. Kontan saja caleg tersebut langsung frustasi dan memaksa istrinya meminta karpet yg telah diberikannya pada ibu-ibu pengajian tsb.

   Dari berita di atas ternyata dapat diketahui dan diambil pelajaran untuk ke depannya bahwa kita jangan memilih caleg yg motivasinya hanya untuk memperkaya diri karena bisa dipastikan mereka yg terpilih akan merugikan negara alias korupsi untuk mengembalikan modal yg telah dikeluarkan. Kita sebagai rakyat yg punya suara HARUS secara kompak membuat KONTRAK POLITIK dengan para caleg tersebut yg isinya bahwa dia tidak akan bertambah kaya karena jabatannya dan TIDAK AKAN stres atau frustasi jika kalah. Kalau mereka sanggup menandatangani KONTRAK POLITIK dari kita maka dia bisa dipilih. Kedengarannya lucu tapi ini penting demi kemajuan bersama. Sanggup TIDAK ??

Menunggu Hasil

Pileg (pemilu legislatif) sudah selesai, ada di beberapa daerah yg melaksanakan pileg tanggal 14 April dikarenakan berbarengan dengan hari raya. Di beberepara lembaga survey sudah melakukan quick count dan diketahui hasil sementara. Para elite politik pun sudah ancang-ancang melakukan strategi selanjutnya. Yang deg-degan tinggal para caleg. Yg lolos akan senyum-senyum, yg gagal siap-siap masuk RSJ karena 99% para caleg itu mencalonkan diri dikarenakan mencari kekuasaan dan sudah keluar banyak uang milyaran. Ibarat kata, pileg kali ini adalah memberi pekerjaan orang-orang kaya supaya lebih kaya. Apa yang saya tulis ini FAKTA karena ada seorang ulama yg memberi nasihat pada jama’ahnya supaya jangan memilih caleg yg motivasinya cari kekuasaan. Caleg yg mencari kekuasaan dpt diketahui dg cara melihat strategi kampanyenya dengan membangun posko pemenangan dan menghambur-hamburkan banyak uang. Kalau mereka berhasil, bisa dipastikan akan tambah kaya dan kalau gagal akan stres. Semoga kita dilindungi Allah dari orang-orang seperti itu. Wallahu a’lam.