Suara Keadilan

Saya sebagai rakyat sangat sedih melihat kenyataan di Indonesia. Seorang vokalis sebuah band terlibat dalam video porno, yg dibuat tahun 2008, diadili, disidang,kemudian dihukum penjara. Sedangkan salah satu anggota DPR dari Partai yang mengaku Partai Islam dan Partai Untuk Semua nyata-nyata kedapatan melihat video porno pada saat sidang DPR tidak dihukum. Dia katanya mundur dari DPR, tapi Partainya malah mengatakan supaya jangan mundur, dan tidak memecat dari keanggotaan Partai tsb.

Ini adalah potret bahwa Partai yang katanya Islami dan Untuk Semua ternyata kadernya bobrok. Harusnya anggota DPR tsb dihukum seperti sang vokalis, bahkan kalau perlu dihukum secara hukum Islam dengan dicambuk (karena mengaku dari Partai Islam jadi Partai tersebut harus menghukum kadernya dengan cara syariat Islam).

Ini hanyalah uneg-uneg dari seorang rakyat kecil. Dulu saya begitu ngefans Partai tersebut, tapi sekarang saya tidak suka dengan Partai tersebut dan tidak akan mendukung lagi perjuangan Partai tersebut karena sama saja.Luarnya aja baik, tapi dalamnya bobrok.

Thanks.

Indonesia needs a Great Leader

Melihat fenomena yg terjadi di negeri ini, hati sangat miris. Betapa banyak masalah melanda, mulai masalah korupsi, kasus debt collector, konflik dengan Malaysia, TKI, DPR Porno sampai yg terakhir penyanderaan ABK di Somalia. Masalah muncul silih berganti tanpa pernah ada solusi pasti yg terjadi. Indonesia banyak orang pandai namun cuma pandai berpikir tapi minim aksi. Pemimpin yg ada belum maksimal dalam bertindak. Terlalu banyak berpikir dan berhitung, akhirnya semua jadi buntung. Indonesia butuh pemimpin sejati, pemimpin yg hebat, cepat dalam bertindak….bukannya lambat bertindak…akhirnya rakyat yg jadi korban.

Ini hanya uneg-uneg dari seorang warga negara….BUKAN bermaksud apa-apa. Mari kita dukung PEMIMPIN di negeri ini supaya bertindak cepat, tepat, dan solutif.

Berbisnis dengan Allah

Dalam sebuah acara reality show yang di tayangkan oleh salah satu televisi swasta, ada seseorang baik anak maupun orang dewasa yang meminta bantuan atau pertolongan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. namun sayang dari sekian banyak orang yang di pinta tolong tersebut tidak ada yang menolongnya sampai 2 atau 3 hari. Dan setelah ada yang menolong barulah kita tahu orang  yang menolongnya itu di beri uang sebagai imbalannya karena telah membantu dan menolong. Baca lebih lanjut

Akhirnya…..

Akhirnya pilpres udah terlaksana,walau mungkin banyak kekurangan di sana-sini. Itu wajar karena rakyat Indonesia butuh waktu untuk mendewasakan diri dan melatih mental. Yang terpenting adalah ciptakan situasi yg aman, nyaman, dan kondusif. Rakyat Indonesia harus mau dan mampu belajar mendewasakan diri. Kalah-menang itu hal yg wajar dalam hidup. Ciptakan kedamaian di penjuru dunia karena kita adalah bagian dari warga dunia. Hilangkan sikap kekanak-kanakan, waktunya kita bahu-membahu majukan negeri ini, demi anak-cucu kita.

Psikologi Kekalahan

   Hidup ini adalah sebuah kompetisi. Ada yg menang, ada juga yg kalah. Kita semua yakin bahwa kita selalu siap untuk menerima kemenangan namun hanya sedikit dari kita yg siap untuk menerima kekalahan. Bisa kita lihat fenomena caleg yg stres karena gagal dalam pileg atau elite politik yg gagal memenangkan Pemilu kemudian ramai-ramai koalisi memboikot Pemilu. Ini merupakan sebuah keprihatinan nasional.

   Kita diciptakan ke dunia diciptakan sebagai ‘pemenang’. Oleh karena itu, seorang ‘pemenang sejati’ adalah orang yg siap menerima kondisi apapun walaupun itu menyakitkan. Kalah dan menang adalah sebuah pilihan. Jika kita siap untuk menang, maka kita juga harus lebih siap untuk kalah. Itulah psikologi kekalahan. Kalah dalam satu bidang, belum tentu kalah di bidang lain. Bangsa ini butuh pemimpin yg punya sikap legawa (lapang dada) ketika menerima kekalahan (kegagalan) bukan pemimpin yg haus kekuasaan. Negara dan bangsa ini bisa maju dengan dilandasi sikap legawa (lapang dada) dari para pemimpinnya sehingga rakyat akan mencontoh sikap legawa dari pemimpinnya.

Sebuah Ironi di Negeri Ini

   Antrean panjang terlihat di salah satu toko sepatu impor dari Amerika di sebuah mal di Jakarta, Selasa (21/4). Meski toko belum buka, para calon pembeli itu rela antre demi sepatu impian yang harganya menjadi murah setelah didiskon.

   Antrean yang amat panjang membuat pihak penjual menyiapkan sejumlah kursi. Pasalnya, ada pembeli yang membawa anak-anak. Demi sepatu, mereka harus mengantri berdesak-desakan yang tentu memakan waktu berjam-jam lamanya. (Liputan6.com)

   Dari berita di atas, terlihat jelas sekali bahwa rakyat Indonesia belum dewasa. Di tempat lain, di hari yg sama, ribuan orang miskin antre berdesak-desakan hanya demi mendapatkan BLT sebesar dua ratus ribu, bahkan ada enam orang jompo yg pingsan karena kelelahan menunggu. Di Jakarta, orang-orang kaya antre hanya untuk mendapatkan sepatu impor seharga dua ratus ribu bahkan tidak sedikit yg membeli sampai sepuluh pasang. Di sisi lain, pemerintah sedang berusaha menggalakkan produksi sepatu dalam negeri. Ironis sekali.

   ‘Ketidakdewasaan’ rakyat Indonesia sebenarnya disebabkan adanya faktor gengsi (prestise) dan gaya hidup instant. Pemerintah tidak berusaha mendidik rakyatnya supaya bertindak dewasa namun hanya memikirkan pembangunan infrastruktur. Infrastruktur maju tanpa dibarengi kedewasaan rakyat Indonesia sama dengan bunuh diri. Jika ini dibiarkan terus menerus maka selamanya negara ini tak akan pernah maju.

   Pesan saya kepada para elite politik dan seluruh lapisan masyarakat, mari kita benahi bersama-sama mentalitas bangsa ini. Kita kesampingkan kepentingan partai atau golongan. Karena sejatinya, pejuang sejati hanyalah orang yg mau berkorban demi orang lain bukan demi partai atau kelompoknya saja.

FENOMENA OSB (Orang Stress Baru)

   Akhir-akhir ini kita lihat muncul fenomena OSB (Orang Stress Baru). Mereka muncul dari kalangan caleg yg gagal dalam pileg (pemilihan legislatif). Umumnya mereka yg stress adalah orang yg haus dan tamak akan kedudukan. Mereka menganggap jabatan adalah nikmat yg luar biasa. Padahal, sejatinya jabatan adalah amanah yg sangat berat tanggung jawabnya di hadapan Allah bahkan bisa jadi fitnah di dunia. Mereka (para politisi haus kekuasaan) dilupakan oleh dunia dan materi sehingga ketika gagal jadi lupa daratan. Mereka tidak punya pegangan yg kuat. Pegangan para caleg itu adalah uang dan ada yg berpegang pada jimat sehingga kalau gagal jadi stress. Itu sudah menjadi ketetapan Allah bahwa orang yg tidak bersandar pada Allah maka Allah akan mengutus syetan untuk menyesatkan manusia. Hikmah dari caleg stress ini adalah ada kemungkinan jika caleg stress tadi lolos maka akan melakukan korupsi besar-besaran dan merugikan negara. Oleh karena itu, Allah berkehendak supaya mereka jadi stress. 

   Orang yg stress itu sebenarnya disebabkan oleh dirinya sendiri dan mereka bisa sembuh juga dorongan dari diri mereka sendiri. Dokter hanya sebagai perantara. Manusia telah dibekali Allah kemampuan menyembuhkan diri sendiri (self-healing) asalkan manusia bersandar pada Allah. Nah, untuk mencegah munculnya OSB ini, alangkah baiknya kita semua menyandarkan diri kita hanya pada Allah, jangan pada yg lain.

Dampak PEMILU

   Akhirnya sekarang terkuak. Para caleg yg nampang dan narsis di jalan-jalan motivasi utamanya bukan berjuang demi rakyat tapi mencari kekuasaan dan kekayaan pribadi. Di Ambon, ada seorang caleg dari sebuah partai berlambang beringin nekad meminta kembali karpet sumbangan yg diberikannya kepada ibu-ibu pengajian yg berjumlah dua buah. Caleg tsb menyumbangkan karpet pada ibu-ibu pengajian dengan harapan memperoleh suara dari mereka. Namun ketika hari H dan pas penghitungan suara ternyata caleg tersebut kalah hanya satu suara dengan caleg lainnya. Kontan saja caleg tersebut langsung frustasi dan memaksa istrinya meminta karpet yg telah diberikannya pada ibu-ibu pengajian tsb.

   Dari berita di atas ternyata dapat diketahui dan diambil pelajaran untuk ke depannya bahwa kita jangan memilih caleg yg motivasinya hanya untuk memperkaya diri karena bisa dipastikan mereka yg terpilih akan merugikan negara alias korupsi untuk mengembalikan modal yg telah dikeluarkan. Kita sebagai rakyat yg punya suara HARUS secara kompak membuat KONTRAK POLITIK dengan para caleg tersebut yg isinya bahwa dia tidak akan bertambah kaya karena jabatannya dan TIDAK AKAN stres atau frustasi jika kalah. Kalau mereka sanggup menandatangani KONTRAK POLITIK dari kita maka dia bisa dipilih. Kedengarannya lucu tapi ini penting demi kemajuan bersama. Sanggup TIDAK ??